Thursday 27 December 2012

Gotong Royong dan Pengolahan Sampah dengan 0% Modal


Gotong Royong dan Pengolahan Sampah dengan 0% Modal (Bantuan) di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Bandung Barat 

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dalam program Karya Nyata Sosial dilakukan kegiatan gotong royong sambil dibarengi dengan pengolahan sampah.  Kegiatan gotong royong sebagai bagian dari program Karya Nyata Sosial sudah pernah beberapa kali diadakan antara lain di Ketapang, Kalimantan Barat dan Buleleng, Bali tetapi gotong royong yang kali ini diadakan di Desa Pagerwangi berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya karena dilaksanakan benar-benar swadaya masyarakat atau bisa dibilang 0% modal. Sumber daya manusia, peralatan untuk membersihkan lingkungan desa, dan konsumsi semuanya berasal dari masyarakat desa Pagerwangi. 



Belajar dari pengalaman sebelumnya, gotong royong yang dilaksanakan dengan menyediakan peralatan kebersihan ternyata belum mencapai tujuan gotong royong itu sendiri.  Gotong royong hanya dilaksanakan sekali saja pada realisasi kegiatan dan tidak ditindaklanjuti dengan gotong royong berkelanjutan.   Dengan 0% modal diharapkan kesadaran masyarakat sebagai modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan dapat ditingkatkan.

Di Pagerwangi, gotong royong yang dibarengi dengan memilah sampah diawali dengan mengadakan sosialisasi kegiatan kepada para kader Posyandu.  Kader-kader inilah  menjadi agent of change dan menggerakan masyarakat agar mempunyai kesadaran untuk lebih menjaga lingkungannya dengan bergotong royong. Tidak sulit bagi para kader Posyandu untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta bergotong royong, karena kader sudah terbiasa mengerahkan masyarakat dalam suatu kegiatan.  Dengan menggunakan alat-alat kebersihan milik sendiri, selain tidak boros, gotong royong diadakan bukan sebagai suatu seremonial.  Masyarakat menjadi lebih sadar bahwa gotong royong penting dan perlu untuk diri sendiri, masyarakat, dan tentunya lingkungan.  Besar atau kecil, banyak atau sedikit bantuan yang diterima masyarakat tidak akan mempengaruhi kelanjutan kegiatan, karena modal utama sebenarnya adalah kesadaran masyarakat itu sendiri.


Minggu, 16 Desember 2012 10:38 WIB

Gotong Royong Atasi Ketimpangan Sosial

Ari Utari — HARIAN TERBIT
 
gotong royong
JAKARTA — Pencanangan Gerakan Kesetiakawanan Sosial Nasional menjadi tema pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Ternate, Maluku Utara pada 20 Desember mendatang.
Pada peringatan HKSN yang akan dibuka Wapres Budiono, pencanangan ini untuk menggalang gotong royong demi kepentingan di negeri ini dalam mengatasi ketimpangan sosial yang terjadi, kata Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial, Hartono Laras kepada wartawan, Sabtu (15/12).
Menurutnya, dengan semangat gotong royong maka kemiskinan bisa diatasi. Masalahnya, saat ini pihaknya kurang mengetahui adanya mekanisme untuk mengulurkan bantuan secara gotong royong.
“Oleh karena itu kita perlu menumbuhkan kembali semangat gotong royong. Di Ternate, ada kearifan lokal yaitu disebut barifola. Yaitu kearifan lokal masyarakat Maluku Utara dalam bergotong royong membangun rumah keluarga yang tidak mampu. Semangat ini sebenarnya ada dihampir semua daerah. Ini yang akan disegarkan kembali”, katanya didampingi Ketua Umum Forum CSR Kesejahteraan Sosial La Tofi.
Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otda, Velix Wanggai menambahkan, pentingnya para pemangku kepentingan bangsa ini untuk menunjukkan kesetiakawanannya.
Editor — Fenty Wardhany




No comments:

Post a Comment