Saturday 15 December 2012

5 Desember 2012

Sahabat Kami Jujuk memberikan goresan tulisannya di blog ini apa yang terjadi pengalamannya di tanggal 5 desember? ada apa di tanggal 5 Des. Mari kita baca hasil pengalamannya . 


Cerita Sedikit, Sedikit Cerita

Rabu, 5 Desember 2012, dipilih sebagai hari untuk mempertemukan para sahabat yang berniat mau belajar tentang Program Karya Nyata Sosial. Bertempat di kediaman ibu Endah dekat jalan Fatmawati. 
Semua ilmu dan pengalaman, sistem, petunjuk teknis dan pelaksanaan program karya nyata sosial dikupas habis agar dapat dilaksanakan oleh siapapun yang mempunyai keinginan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia dengan suatu sistem melayani masyarakat prasejahtera secara terpadu.  



 Hadir dalam pertemuan tersebut, para sahabat dari Jakarta, Bogor, Padang dan juga perwakilan kader dari Kelurahan Cipete Selatan, Setiabudi Jakarta, dan Beji, Depok, Bogor, Jawa Barat. Tidak ada batasan usia, agama, bahasa, asal geografis atau apapun yang mengkotak-kotakan manusia untuk bisa melaksanakan program Karya Nyata Sosial. 




Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh saudara Bayu, yang baru saja menyelesaikan bangku SMU. Disambung dengan pembacaan Pancasila dan  Sumpah Pemuda berturut-turut oleh Sdr. Eeng Kadarusman dari Cimanggu, Bogor dan Sdri. Ari, pembimbing sekolah gratis Bermain sambil Belajar, Ds. Jogjogan, Cisarua Jawa Barat. Pembukaan UUD 1945 dan ditutup dengan Doa bagi Negeriku oleh Bapak Nur Mulyana. 



Paparan program Karya Nyata Sosial disampaikan oleh Sdr. Adjie, seorang guru musik, selama 60 menit kembali mengingatkan kita bahwa Karya Nyata Sosial bukan nama kelompok, organisasi, tidak membuka cabang,  dan tidak perlu disimbolkan dalam lambang aneka rupa tetapi harus dilaksanakan supaya siapapun yang mengerjakannya hari ke hari bisa lebih baik dari hari sebelumnya. 



Pembuatan laporan merupakan elemen utama dari suatu sistem yang terpadu disampaikan oleh Sdr. Sadewa, yang baru saja lulus dari bangku universitas,  dibantu para sahabat lainnya yang mendampingi peserta yang hadir dalam membuat laporan kegiatan. 


Sdr. Denny menegaskan kembali pentingnya pembuatan dan penyampaian anggaran agar siapa saja dapat mengetahui jumlah masyarakat yang dibina, besarnya biaya yang diperlukan dalam suatu kegiatan. 

Diseling rehat, sholat dan makan siang (terima kasih untuk Ibu Nefi atas pilihan menunya), acara berlanjut dengan sesi berbagi pengalaman di lapangan yang dilakukan secara bergilir oleh para sahabat.  


Laman blog Karya Nyata Sosial dibuka satu persatu. Blog yang dibuat untuk para sahabat ini dipersembahkan kepada para kader yang mau belajar dan mengembangkan diri dengan IPTEK sebagai sarana komunikasi kegiatan-kegiatan di berbagai daerah. Jangan salah kaprah, siapa saja boleh membuat blog tentang kegiatan Karya Nyata Sosial, tapi jangan dibuat blog cabang X, kelompok Y, daerah Z. Cukuplah pohon saja yang mempunyai cabang! Jadi buatlah tautan (link) agar program Karya Nyata Sosial semakin menyebar luas. 



Wawancara dengan Mr. Brett Hall, seorang ekspatriat  yang juga telah mengikuti beberapa kegiatan  Karya Nyata Sosial, membuka mata kita bahwa berbeda dengan kegiatan sosial pada umumnya, program Karya Nyata Sosial sangat fokus pada pembinaan masyarakat prasejahtera, dan mengandalkan masyarakat tersebut sebagai tulang punggung keberlanjutan (sustainability) program.  Program seperti ini sangat diperlukan disaat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian menguat akan semakin mengisolasi masyarakat prasejahtera, ujar pria berkebangsaan New Zealand  yang telah berkecimpung di kegiatan humanitarian berbagai negara selama 20 tahun lebih.


Ibu Made, yang sudah pasti dari namanya asli Bali, menceritakan kembali pengalamannya sambil menayangkan video perjalanan ke Buleleng, Bali Utara dan Ketapang, Kalimantan Barat.  




Sdri. Henny dan Sdr. Faisal secara bergantian juga membagi pengalamannya masing-masing di posyandu Lampung, dan sekolah Bermain sambil Belajar.


















Sebagai pamungkas, Ibu Imelda, salah seorang yang setiap musim penghujan rumahnya kerap kali banjir, berbagi solusi penanggulangan banjir dengan membuat areal resapan di rumahnya.  Banjir bukan saja enggan hadir musim penghujan kali ini, tetapi juga membawa hikmah luar biasa dengan dibuatnya petunjuk teknis 'Juknis' pembuatan areal resapan oleh tukang yang membuat sumur resapan di rumahnya.



















Ada satu garis merah yang bisa diambil dari pengalaman para sahabat tersebut. Bukan seberapa jauh kita pergi untuk ber-Karya Nyata Sosial, seberapa banyak daerah yang pernah kita datangi, ragam kegiatan KNS yang pernah dijalankan, tetapi bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik kepada pasangan, anak, keluarga, rekan kerja, tetangga  dan lingkungan sekitar setelah kita pulang dari mendatangi masyarakat prasejahtera untuk berkarya nyata sosial. Itulah benang merahnya. Itulah inti sari pati dari Karya Nyata Sosial. 


















Tepat 5 jam acara selesai. Peserta dihadiahi CD berisi Juknis pembuatan laporan. Format laporan kegiatan Posyandu. Juklak untuk survey, sosialisasi dan pembuatan laporan. Semoga kegiatan di hari itu dapat bermanfaat bagi kita semua dan generasi pengganti di masa datang. Amin. 

No comments:

Post a Comment