Sunday 25 November 2012

Tulisan sedikit buat solusi Jakarta

Di Jakarta. Setiap orang apapun profesinya pasti sangat menginginkan Jakarta itu bersih tidak banjir, tidak kekeringan, tidak macet dan banyak lagi lainnya.
tapi apakah sekedar keinginan? atau cuman kritikan kesana dan kesini saja? tidak ada solusi? tidak ada musyawarah? tidak ada gotong royong? mungkin seperti penonton pertandingan sepak bola, yang sembari duduk atau berdiri biasa nya selalu komentar atau kritik seakan-akan dia lebih jago dari pemain-pemain bola yang benar-benar bermain, dan selalu mengharapkan menang.

Bangsa Indonesia, mempunyai satu budaya yang mewakili semua budaya yaitu budaya gotong royong. Ayo, kita kembalikan di jiwa raga kita. Bergotong royong bersama-sama buat Jakarta lebih manusiawi dan sehat lingkungan.

Tidak ada larangan jumlah kendaraan itu harus dikurangi, tapi bisa diatur dengan sistem strategi dengan kendaraan umum yang di sehatkan. Terjamin keamanannya, kebersihannya, kelayakannya dan lain-lain. 
Di halte pinggir jalan.."Pak, ibu banyak asap dan debu yah?, baunya ampun, bikin batuk-batuk" tanya seorang anak. "Iya nak, itu namanya Polusi nak?" kata Bapak. "loh pak, Polusi itu bukan yang berdiri disitu deket lampu merah pak? lagi pake priwitan terus tangannya gerak-gerak?".."bukan nak,, itu polisi. kalo polusi itu, adalah yang jualan gado-gado sebelah rumah kita"... "aduhhh itu mpok Lusi pakkkkkkkk" sahut ibu...

"Kota Jakarta tingkat polusinya sangat tinggi... bukan masalah jumlah kadar polusinya. tapi seharusnya banyakin dong jumlah pohonnya atau areal penghijauannya. kalo perlu bikinnya hutan jangan taman.. tapi 1 Ha luasnya.... hutan buatan aja sekalian di tengah kota, jadi biar adem". ini bahasa kritkan atau masukan warga pada umumnya.

Program Karya Nyata Sosial sasaran utamanya ke sumber daya manusianya secara langsung. kalo SDM nya sudah displin, saling gotong royong, peduli dan sayang terhadap sesama dan lingkungan, secara tidak langsung alam sekitarnya juga membaik.

Program Karya Nyata Sosial pintu gerbangnya harus Posyandu. karena ada program memberikan contoh makanan tambahan sehat (susu, biskuit, telur ayam rebus), pengobatan dan penyuluhan kesehatan gratis, mengajarkan para kader untuk bikin laporan kegiatan. 
Diharapkan Posyandu sebagai tempat masyarakat pra sejahtera mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan yang komplit dan siap setiap saat. 
Setelah mulai dari urusan gizi sampai kesehatan sudah bisa rutin terus menerus dan dibiayai masyarakat sekitar, masyarakat mulai banyak melihat contoh dan kegiatannya. secara pereahan timbul mulai kesadaran masyarakat berbondong-bondong untuk peduli kesehatan untuk dirinya sendiri belum untuk lingkungan sekitarnya. 

Barulah kita bisa masuk dengan program gotong royong kebersihan, memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang pengolahan sampah, sampah itu bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat atau bahkan bisa menghasilkan pendapatan (kalo perlu kita ajak ahlinya untuk berbagi ilmu secara gratis),  barulah kita bikin sumur resapan atau biopori (areal resapan) biar tidak banjir dan kekeringan, lalu bisa tanam pohon sebanyak-banyaknya, karena sumber daya manusianya tau pentingnya kesehatan dirinya sendiri, sesama dan lingkungan. Biar buat jakarta tidak banjir asal punya budaya bersih, tau cara mengolah sampah, bikin sumur resapan yang banyak, tanam pohon yang banyak... dijamin jakarta bebas banjir, polusi, sampah.. 

Asalkan jangan terobsebsi atau semangat bikin yayasan atau lembaga dulu, yang ada dananya abis buat bangunan atau lain sebagainya. tapi sebelumnya dari pribadi kita dulu aja. Tidak perlu kantor yang penting kita bisa memberi secara langsung dengan masyarakat prasejahtera yang ada di posyandu aja dulu baru nanti pasti dibantu oleh kadernya.

Program Karya Nyata Sosial cita-citanya kantornya ada di tiap posyandu diseluruh Indonesia, tidak perlu gedung atau bangunan. cukup hati dan pikiran serta semangat untuk men-sejahterakan rakyat Indonesia tapi selalu tertulis dan ada bukti kegiatan. Biar bisa diwariskan ke generasi-generasi yang akan datang. Amin









  


No comments:

Post a Comment